Pages

Selasa, 08 November 2011

Kerajaan Kalingga

Kalingga adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Tengah. Letak pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Sima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.
Putri Maharani Shima, Parwati, menikah dengan putera mahkota kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh.
Maharani Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan Galuh, yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh
Setelah Maharani Shima meninggal di tahun 732M, Sanjaya menggantikan buyutnya dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan kemudian mendirikan Dinasti/ Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno.
Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewa Singa, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran. Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban.
Asal mula penyebutan Holing
Nama Holing sebenarnya muncul ketika terjadi perubahan dengan mulai meluasnya kekuasaan Wangsa Sailendra. Sebelum perluasan ini, berita Cina dari Dinasti Sung Awal menyebut Jawa dengan sebutan She-p’o. Akan tetapi kemudian berita-berita Cina dari Dinasti T’an menyebut Jawa dengan sebutan Ho-ling sampai tahun 818. Namun penyebutan Jawa dengan She-p’o kembali muncul pada 820-856 M.
Holing (Chopo) adalah nama lain dari kerajaan Kalingga ibukota kerajaan Kalingga bernama Chopo (nama China), menurut bukti-bukti China pada abad 5 M. Mengenai letak Kerajaan Kalingga Atau Holing ini secara pastinya belum dapat bitentukan. Ada Beberapa argumen mengenai letak kerajaan ini, ada yang menyebutkan bahwa negara ini terletak di Semenanjung Malaya, di Jawa Barat dan di Jawa Tengah. Tetapi letak yang paling mungkin ada didaerah antara Pekalongan dan Plawanagan di Jawa Tengah. Hal ini berdasarkan catatan perjalanan dari Cina.
Kerajaan Kalingga Atau Holing Adalah Kerajaan Yang Terpengaruh Oleh Ajaran Agama Budha. Sehingga Holing Menjadi Pusat Pendidikan Agama Budha. Nama Kerajaan Ho-ling sempat tercatat dalam kronik dinasti T’ang yang memerintah Cina pada 618-906 M. Menurut catatan kronik tersebut, penduduk Holing biasa makan tanpa menggunakan sendok atau cupit, melainkan dengan jari-jari tangannya saja, dan gemar minum semacam tuak yang mereka buat dari getah bunga pohon kelapa (aren). Ibukota Kerajaan Ho-ling dikelilingi pagar dari kayu.
Tentang Ratu Shima (pemerintahan)
Pada 674-675 M (tepatnya tahun 674 M) rakyat Ho-ling memilih dan mengangkat seorang ratu bernama Shima. Konon ratu ini memerintah dengan sangat kerasnya, namun bijaksana sehingga Holing menjadi negara yang aman. Pemerintahan Ratu Shima ditandai oleh terlaksananya pemerintahan dengan segala disiplin tinggi. Peraturan ditegakkan dengan sebenar-benarnya.
Alkisah tak ada kerajaan yang berani berhadap muka dengan Kerajaan Kalingga, apalagi menantang Ratu Shima nan perkasa. Bak Srikandi, Sang Ratu Panah. Konon, Ratu Shima, justru amat resah dengan kepatuhan rakyat, kenapa wong cilik juga para pejabat Mahapatih, Patih, Mahamenteri, dan Menteri, Hulubalang, Jagabaya, Jagatirta, Ulu-Ulu, begitupun segenap pimpinan divisi kerajaan sampai tukang istal kuda, alias pengganti tapal kuda, kuda- kuda tunggang kesayangannya, tak ada yang berani menentang sabda pandita ratunya.
Sistem Administrasi
Kerajaan Kalingga sendiri memiliki seorang pendeta yang terkenal bernama Janabadra. Sebagai pusat pendidikan Budha, menyebabkan seorang pendeta Budha dari Cina, menuntut ilmu di Holing (Kerajaan Kalingga). Pendeta itu bernama Hou Ei- Ning ke Holing, Ia ke kerajaan Kalingga untuk menerjemahkan Kitab Hinayana dari bahasa Sansekerta ke bahasa Cina pada 664-665. Sistem administrasi kerajaan ini belum diketahui secara pasti. Tapi beberapa bukti menunjukkan bahwa pada tahun 674-675, Kerajaan ini diperintah oleh seorang raja wanita yang bernama Shima.


Prasasti peninggalan kerajaan kalingga
Prasasti peninggalan Kerajaan kalingga atau Ho-ling adalah Prasasti Tukmas. Prasasti ini ditemukan di Desa Dakwu daerah Grobogan, Purwodadi di lereng Gunung Merbabu di Jawa Tengah. Prasasti bertuliskan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti menyebutkan tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India. Pada prasasti itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan  Hindu.
Mata pencaharian
Kerajaan Ho-ling mempunyai hasil bumiberupa kulit penyu, emas dan perak, cula badak dan gading. Ada sebuah gua yang selalu mengeluarkan air garam yang disebut sebagai bledug. Penduduk menghasilkan garam dengan memanfaatkan sumber air garam yang disebut sebagai bledug tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar